Petaling Jaya: Tidak ada rencana untuk menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca di Malaysia menyusul keputusan Indonesia untuk menghentikan penggunaannya setelah kematian seorang pria berusia 22 tahun sehari setelah wabah tersebut.
“Kami membaca informasi dari Indonesia,” kata Khairy Jamaluddin, Menteri Koordinator Program Imunisasi Pemerintah Nasional ke-19.
“Satgas Imunisasi Covit-19 mengadakan rapat pagi ini (17 Mei) dan sampai saat ini tidak ada efek samping yang serius dari penggunaan vaksin astrogenik di Malaysia.
Dia berbicara pada konferensi pers bersama virtual dengan Menteri Kesehatan Datuk Seri Dr Adam Baba pada hari Senin (17 Mei).
Khairy mengatakan pemerintah menyadari kekhawatiran publik tentang penggunaan vaksin AstraZeneca, tetapi berjanji akan diberikan kepada hampir setengah juta orang Malaysia tanpa laporan tentang efek samping yang serius.
Banyak pertanyaan yang diajukan tentang astrajeneka.
“Meski demikian, kita sudah memvaksinasi sedikitnya setengah juta atau 475.984 warga, minimal satu dosis,” ujarnya saat ditanya tentang keputusan Indonesia menghentikan penggunaan vaksin.
Negara itu dilaporkan melakukannya sebagai tindakan pencegahan setelah seorang pria berusia 22 tahun meninggal satu hari setelah divaksinasi awal bulan ini.
Pihak berwenang di sana telah meluncurkan penyelidikan dan akan menggunakan kembali vaksin tersebut jika terbukti aman untuk diberikan.
Khairi mengatakan jumlah vaksin akan meningkat di Malaysia dalam dua bulan ke depan setelah distribusi reguler 2,5 juta dosis vaksin Pfizer dan Sinovac pada Juli.
“Pasokan vaksin akan meningkat bulan ini, menjadi dua juta dosis pada Juni dan Juli, serta 500.000 dosis cinnabar per minggu,” ujarnya.
Sebelumnya, seleksi putaran kedua untuk vaksin Astrogeneca Kovit-19 akan didaftarkan pada 23 Mei, dengan warga senior dari Johor, Penang dan Sarawak akan diberi prioritas.