Bombardier Inc.
B.D. Garuda mengatakan Departemen Kehakiman AS telah meminta informasi dan dokumen terkait perjanjiannya dengan Indonesia,
Transaksi sudah diselidiki oleh otoritas Inggris untuk tuduhan suap dan korupsi.
Bombardier mengatakan dalam laporan triwulanan terakhirnya pada hari Kamis bahwa pihaknya telah menerima permintaan dari pengadilan pada bulan Februari terkait transaksi dengan maskapai penerbangan Indonesia.
Perwakilan Garuda tidak menanggapi permintaan komentar. Seorang juru bicara pengadilan menolak berkomentar.
Pada bulan November, Kantor Penipuan Serius Inggris, sebuah badan penuntut kejahatan kerah putih, membuka penyelidikan atas hubungan Kanada dengan Garuda atas tuduhan penyuapan dan korupsi terhadap pembuat jet.
Perusahaan yang berbasis di Montreal itu melakukan penyelidikan internal pada Mei lalu setelah pengadilan Indonesia memvonis mantan Direktur Utama Garuda tersebut karena korupsi dan pencucian uang dalam proses pengadaan yang melibatkan berbagai produsen, termasuk Bombardier. Perusahaan tersebut mengatakan dalam laporan kuartalannya pada hari Kamis bahwa Bombardier tidak didakwa dalam penyelidikan Indonesia, juga tidak memiliki karyawannya.
Berbicara kepada wartawan setelah pertemuan tahunan perusahaan di Montreal pada hari Kamis, CEO Bombardier Eric Martell mengatakan penyelidikan internal perusahaan dalam hubungannya dengan Garuda sejauh ini tidak menemukan adanya dugaan kesalahan.
Bapak. Martell mengatakan perusahaan bekerja sama dengan SFO dan Departemen Kehakiman untuk melanjutkan evaluasi internalnya. Perusahaan mengatakan dalam laporan kuartalannya bahwa mereka telah bertemu dengan SFO untuk membahas tinjauan internal, serta kemungkinan membantu perusahaan dalam penyelidikannya.
“Perusahaan kami memiliki standar etika dan kepatuhan tertinggi, dan kami akan memastikan halaman belakang kami bersih,” Mr. Kata Martell.
Menulis Menki Sun di [email protected] dan Jackie Magnish di JC Jockey.mcnshws.com
Hak Cipta © 2020 Dow Jones & Company, Inc. Seluruh hak cipta. 87990cbe856818d5eddac44c7b1cdeb8