Fasilitas JK5 ITC Indonesia
Kredit: ITC Indonesia
DCI Indonesia telah membuka armada keempat dengan 15 pusat data, dengan fasilitas baru di Sipitung, Jawa Barat, dengan total kapasitas daya 15 MW.
Dengan gedung baru tersebut, penyedia infrastruktur pusat data Indonesia ini menarik total kapasitas listrik sebesar 37 MW di empat lokasi pusat datanya. Menurut laporan Riset Struktural tahun 2020, perusahaan mengklaim bahwa energi ini berada di garis depan pasar pengumpulan pusat data Indonesia.
Platform pusat data baru, yang dikenal sebagai JK5, diharapkan mencapai $ 130 miliar pada tahun 2025, sejalan dengan inisiatif pemerintah Indonesia ‘Menciptakan Indonesia 4.0’ untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang ekonomi digital Indonesia.
Karena pusat data memainkan peran yang semakin penting dalam menyediakan infrastruktur bagi pertumbuhan ekonomi digital Indonesia, DCI Indonesia berpandangan bahwa inisiatif pemerintah harus memenuhi permintaan yang terus meningkat akan penyedia pusat data lokal.
Alhasil, DCI berencana membangun 15 gedung data center dengan total kapasitas 300 MW, dengan infrastruktur bersertifikasi internasional, menurut kata perusahaan sendiri, sebagai upaya untuk menetapkan standar baru bagi industri data center Indonesia.
Bursa Efek Indonesia (BEI) DCI Indonesia telah meluncurkan platform baru dalam beberapa bulan terakhir.
Pada Januari, DCI menerbitkan 357 juta saham baru dalam penawaran umum perdana (IPO) senilai Rp420, setara dengan 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan. Tahun lalu, gedung data center ketiga DCI, JK3, mulai beroperasi.
DCI memiliki sejarah mengklaim kepemilikan pusat data tingkat IV pertama di Asia Tenggara, yang didirikan pada 2011 dan beroperasi sejak 2013.
CEO perseroan Toto Zukiri mengatakan keputusan go public pada Januari tahun ini merupakan bagian dari strategi pertumbuhan perseroan. Perusahaan mencatat bahwa industri pusat data skala besar di Indonesia mendapat banyak manfaat dari ledakan ini karena permintaan global untuk teknologi awan terus tumbuh.
“Dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi digital Indonesia, permintaan akan layanan kemitraan yang berkualitas semakin meningkat,” kata Marco Sofi, Plt. Direktur TCI. “Jika diperlukan, kami memperluas koneksi dalam ekosistem pusat data, menerapkan kecerdasan buatan (AI) dan pemeliharaan perkiraan, serta meningkatkan efisiensi energi di pusat data kami.
“Dengan AI dan pemeliharaan peramalan, risiko setiap insiden di infrastruktur pusat data mudah dideteksi. Mereka juga mengurangi risiko kesalahan manusia dalam pengoperasian,” ujarnya.