Perusahaan Batubara Fortesque Metals Group P.T. Bersama dengan Adaro Energy dan pemerintah Indonesia, Indonesia bergerak menuju masa depan energi yang lebih bersih.
Pernyataan bersama yang ditandatangani oleh ketiga pihak akhir bulan lalu akan membantu Indonesia mengurangi keandalan bahan bakar fosil untuk meningkatkan ekonominya dan mencapai emisi nol bersih jauh lebih cepat dari batas waktu 2060. Laporan Riset Keuangan Australia.
B.D. Adaro Energy adalah penambang batubara terbesar kedua berdasarkan pasar di Indonesia dan terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar.
Mr Forrest tidak merahasiakan rencananya untuk mengubah Fortesque dari produsen bijih besi menjadi suar global produksi energi hijau.
WA Billionaires dan pemerintah Indonesia menandatangani perjanjian September lalu dengan Mr. Forrest’s Fortesque untuk melihat investasi yang diperlukan untuk mengembangkan tenaga air dan sumber daya panas bumi negara untuk bisnis masa depan.
“FFI, bersama dengan Ataro, akan secara aktif mendukung transformasi ekonomi berbasis bahan bakar fosil Indonesia menjadi energi terbarukan tanpa emisi,” kata Forrest kepada AFR dalam sebuah pernyataan.
“FFI berkomitmen untuk menjadi think tank, investor, dan pengembang proyek energi hijau besar, dan kami berharap dapat terus bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia untuk mencapai tujuan mereka.”
Pada rapat umum tahunan Fortesque pada November, Forrest mengatakan perusahaan akan mengubah proyek hidrogen hijau dan amonia di seluruh dunia menjadi raksasa di sektor energi global yang sebanding dengan Chevron, yang bertujuan untuk menghasilkan 235 gigawatt listrik.
Mr Forrest mengatakan Fordesque dapat membiayai aspirasi hijaunya melalui pendanaan independen tanpa membahayakan neraca perusahaan.
Dia mengatakan perusahaan akan menggunakan budaya, dorongan dan energinya untuk mengulangi apa yang telah dicapai dalam bijih besi di sektor energi hijau.