Menteri Kesehatan harus meningkatkan kapasitas tempat tidur di fasilitas seperti Rumah Sakit Bertamina di Duma untuk menampung pekerja migran yang kembali.
JAKARTA (Andara) – Sekitar 49.682 pekerja migran Indonesia akan pulang dari April hingga Mei 2022 karena habisnya kontrak kerja mereka, kata Erlanga Hardardo, ketua Komisi Manipulasi dan Pemulihan Ekonomi Nasional Covit-19 (KPC-Ben).
Saat berkoordinasi dengan Menteri Perekonomian, Hardardo mencatat 24.215 pekerja migran Indonesia telah memutuskan kontrak kerja pada April 2022 dan 25.467 pada Mei 2022.
Menteri menekankan pentingnya pemerintah mengambil tindakan pencegahan terhadap pemulangan pekerja migran melalui peraturan kesehatan yang ketat, yang mencakup perlunya isolasi lima hari dan pengujian polymerase chain reaction (PCR).
Hasil tes menunjukkan bahwa kasus positif COVID-19 relatif tinggi, kata Hardardo.
Berita Terkait: Buruh Migran Prioritaskan Vaksinasi: Menteri
Oleh karena itu, Menkeu mencatat perlu adanya langkah pencegahan untuk mencegah peningkatan jumlah kasus COVID-19 di pintu masuk pekerja migran yang kembali.
Untuk tujuan ini, pintu masuk di provinsi Sumatera Utara dan Rio. Kepulauan Rio, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Barat menghadapi tantangan terkait isolasi dan perlakuan terhadap pekerja migran yang dinyatakan positif COVID-19.
“Menteri Kesehatan harus meningkatkan kapasitas tempat tidur di fasilitas seperti Rumah Sakit Bertamina di Duma untuk menampung pekerja migran yang kembali,” kata menteri.
Instruksi Menteri Kesehatan Nomor 10 Tahun 2022 menyebutkan bahwa pemerintah daerah harus berkoordinasi dengan satuan tugas COVID-19 untuk menangani kepulangan TKI.
Berita Terkait: Memanfaatkan LTSA untuk meningkatkan keselamatan dan ketenagakerjaan pekerja migran